Soal pembelian peluru ini, mengundang banyak perdebatan, terutama terkait regulasi penjualan senjata di AS. Namun banyak pihak yang mengalihkan isu dengan menyebut ia membeli di pasar gelap.
Kepala Kepolisian Aurora, Dan Oates, mengatakan pada konferensi pers menyatakan semua amunisi yang dimilikinya, ia memiliki secara legal. "Namun semua senjata yang dimilikinya, ia memiliki secara legal, sesuai hukum," kata Oates.
Ia menolak mengatakan apakah itu senjata otomatis atau semi-otomatis, tetapi "ia bisa mendapatkan dari 50 sampai 60 putaran, bahkan jika itu semi-otomatis, dalam waktu satu menit," kata Oates.
Pihak berwenang belum mengidentifikasi 10 korban yang meninggal di dalam gedung bioskop. Dua orang lainnya meninggal di rumah sakit, termasuk calon reporter berita olahraga, Jessica Ghawi, 24 tahun. Tiga puluh orang tetap dirawat di rumah sakit, 11 di antaranya dalam kondisi kritis, kata Oates.
Lima puluh delapan orang terluka, sebagian besar mereka karena terinjak-injak. Satu orang dipukul di sebuah teater yang berdekatan.
Oates berharap segera mengumumkan daftar terkonfirmasi dari 10 korban meninggal.
Gubernur John Hickenlooper membuka konferensi pers malam ini, mengatakan, "Kami melihat komunitas ini bangkit dan melakukan apa yang seharusnya masyarakat lakukan." Ia sempat kehilangan kata-kata dengan suara tercekat.
Penembakan itu terjadi saat tengah malam saat premier film Batman yang baru, The Dark Knight Rises. Tiket diketahui terjual habis. Jumlah korban membuat insiden penembakan massal ini terbesar dalam sejarah AS.